Calendar
« May 2010 » | Su | Mo | Tu | We | Th | Fr | Sa | | | | | | | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Statistics
Total online: 3 Guests: 3 Users: 0
|
|
Monday, 25-11-24, 2:38 PM |
Welcome Guest | RSS |
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Jemaat "SINAI" - Surabaya (Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah - Lukas 13:29) |
Main | Registration | Login |
Blog
Main » 2010 » May » 21 » Mangkuk Tanpa Alas
4:33 PM Mangkuk Tanpa Alas |
Seorang raja bersama pengiringnya
keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia
berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa
yang engkau inginkan dariku?" Si pengemis itu tersenyum dan berkata, "Tuanku
bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba."
Sang raja
terkejut, ia merasa tertantang, "Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa
yang engkau minta, katakanlah!" Maka menjawablah sang pengemis, "Berpikirlah
dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."
Rupanya sang
pengemis bukanlah sembarang pengemis. Namun raja tidak merasakan hal
itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat
nasihat dari seorang pengemis. "Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi
permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan
kaya-raya."
Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu
mengangsurkan mangkuk penadah sedekah, "Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini
dengan apa yang tuanku inginkan." Bukan main! Raja menjadi geram mendengar
'tantangan' pengemis di hadapannya.
Segera ia memerintahkan bendahara
kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar
ini dengan emas! Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar
yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam
pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tak mau
kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara
mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh
perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis
dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar,
berlubang.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di
kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya,
"Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah
mangkuk sedekah ini?" Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu
terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong
manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, gairah memuncak
di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan
sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang
telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu". Semuanya
hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas
itu. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala
dalam proses untuk mendapatkan keinginan.. Begitu saja seterusnya, selalu
kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia
selalu merasa kekurangan. Anak cucumu kelak mengatakan: power tends to
corrupt; kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.
Raja itu bertanya
lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?" ."Tentu ada, yaitu
rasa syukur kepada Tuhan. Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah
nikmat padamu," ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang
|
Views: 493 |
Added by: SINAI
| Rating: 0.0/0 |
|
|